Rabu, 29 Desember 2010

Makanan khas Tahun Baru di Jepang


Soba (そば) adalah salah satu jenis mie khas Jepang yang dibuat dari tepung buckwheat yang digiling dengan tangan menggunakan penggilingan dari batu bundar yang dapat diputar. Pada Oomisoka (大晦日) atau malam tahun baru, orang Jepang memiliki tradisi memakan Soba. Tradisi ini dinamakan “Toshikoshi Soba”. Kepercayaan disana mengatakan bahwa dengan memakan soba, tahun baru dapat dilalui dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.




Mochi adalah makanan khas Jepang saat tahun baru. Salah satu tradisi menjelang tahun baru di Jepang adalah acara menumbuk mochi (mochitsuki). Satu orang bertugas menumbuk, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik beras ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Pembuatannya dibuat menggunakan ketan yang sudah ditanak kemudian dimasukkan ke dalam lesung dan ditumbuk menggunakan alu. Beras ketan itu harus ditumbuk hingga lengket sampai membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih.

Selain untuk dimakan sebagai pengganti nasi selama tahun baru, mochi juga digunakan untuk hiasan tahun baru yang disebut Kagami Mochi. Arti kata ‘Kagami’ adalah cermin, yang menunjukkan bahwa mochi tersebut dibentuk seperti bulatan cermin. Kagami mochi dibuat dengan menyusun dua buah mochi berukuran bundar, ditambah sebuah jeruk sebagai hiasan di atasnya. Dua buah bulatan mochi ini melambangkan ‘tahun lama’ dan ‘tahun baru’ atau pertanda baik yin yang.

Dalam kagami mochi dipercaya terdapat arwah ‘Dewa Padi’ dan ‘Dewa Pemberi Umur’. Kagami mochi juga dipercaya sebagai lambang dari hati manusia yang terbagi dalam dua bagian, yaitu baik dan buruk.





Osechi adalah sebutan untuk beberapa makanan istimewa yang dihidangkan di tahun baru. Makanan Osechi ini dimasukkan dan diatur di dalam sebuah kotak kayu bernama jubako (重箱). Masakan Osechi ini diharapkan bisa bertahan lama, karena tahun baru merupakan kesempatan libur memasak bagi ibu rumah tangga di Jepang.






Nanakusa (七草, tujuh rumput) adalah bubur yang dimasak dengan tujuh jenis sayuran (beras, jewawut, proso milet, Echinochloa esculenta, kacang azuki, Beckmannia syzigacne, wijen) yang diberi sedikit garam dan rumput-rumputan. Bubur ini dimakan saat penutupan perayaan tahun baru, yaitu sekitar tanggal 7 Januari agar perut bisa beristirahat setelah dipenuhi makanan-makanan tahun baru. Selain itu, kepercayaan disana mengatakan bahwa bubur ini juga bisa menjauhkan seseorang dari segala jenis penyakit.



Artikel Terkait



6 komentar:

Posting Komentar

tengz vo give me a coment ☺