“Kenapa? Kenapa lo lebih milih Lulu? Bukankah wajah gue dan wajahnya sama? Kenapa lo lebih milih dia?!” ucap Luna histeris. Air mata yang dari tadi dibendungnya, kini jatuh satu persatu.
Ferdi langsung menggenggam kedua tangan Luna, sembari berkata, “Bukan wajah yang membuat gue suka ama dia, Lun.”
“Lalu apa?” tanya Luna terisak. Bibirnya bergetar karena menahan dinginnya hujan.
“Ada sisi lain dalam dirinya, yang membuat gue jatuh cinta ama dia.” ucap Ferdi sesaat. Kemudian, dia melanjutkan ucapannya dengan tatapan memohon, “Gue harap lo ngerti, Lun.”
Luna tak bisa berkata apa-apa lagi. Hatinya sakit banget. Dia hanya bisa tertunduk dan menangis.
Tangis Luna semakin meledak mendengar ucapan Ferdi barusan. Kenyataan dan dinginnya hujan, membuat perasaannya tak menentu. Rasanya, dia ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk mengeluarkan semua beban dalam hatinya. Namun tenggorokannya tercekat. Tak ada suara pun yang keluar dari bibirnya. Dia hanya bisa menangis dan terus menangis.
Ferdi langsung menggenggam kedua tangan Luna, sembari berkata, “Bukan wajah yang membuat gue suka ama dia, Lun.”
“Lalu apa?” tanya Luna terisak. Bibirnya bergetar karena menahan dinginnya hujan.
“Ada sisi lain dalam dirinya, yang membuat gue jatuh cinta ama dia.” ucap Ferdi sesaat. Kemudian, dia melanjutkan ucapannya dengan tatapan memohon, “Gue harap lo ngerti, Lun.”
Luna tak bisa berkata apa-apa lagi. Hatinya sakit banget. Dia hanya bisa tertunduk dan menangis.
Ferdi pun melepaskan genggamannya dan berbisik pelan sebelum beranjak dari tempat itu, “Maafin gue, Lun.”
Tangis Luna semakin meledak mendengar ucapan Ferdi barusan. Kenyataan dan dinginnya hujan, membuat perasaannya tak menentu. Rasanya, dia ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk mengeluarkan semua beban dalam hatinya. Namun tenggorokannya tercekat. Tak ada suara pun yang keluar dari bibirnya. Dia hanya bisa menangis dan terus menangis.
♥♥♥
Luna pun menyeret kakinya dengan ogah-ogahan ke kamar. Dia sangat butuh ketenangan saat ini. Kejadian tadi, sangat membuatnya lelah. Dia ingin segera sampai di kamar, lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan terlelap ke alam mimpi. Melupakan semua yang terjadi hari ini…
Namun, langkahnya terhenti saat dia melewati kamar Lulu yang sedang terbuka. Ada suatu dorongan dalam hatinya untuk memasuki kamar Lulu tersebut. Akhirnya dengan langkah gontai, dia pun masuk ke kamar Lulu. Di rak meja, terpajang sebuah foto dua gadis kembar yang terbingkai dalam sebuah figura hitam. Mereka adalah Luna dan Lulu. Luna pun memegang foto tersebut dan memandangnya. Hatinya sangat sakit menerima kenyataan. Sejujurnya, dia kesal melihat saudara kembarnya tersebut, selalu mengambil apa yang dia inginkan.
Kemudian tatapannya terarah pada sebuah buku bersampul coklat yang terletak di meja kecil dekat tempat tidur. Tampaknya buku diary Lulu. Luna pun membuka lembar demi lembar buku itu. Dan dari buku itulah, Luna menyadari sesuatu yang tak pernah dia sangka sebelumnya.
Lulu menyukai Ferdi…
Namun, langkahnya terhenti saat dia melewati kamar Lulu yang sedang terbuka. Ada suatu dorongan dalam hatinya untuk memasuki kamar Lulu tersebut. Akhirnya dengan langkah gontai, dia pun masuk ke kamar Lulu. Di rak meja, terpajang sebuah foto dua gadis kembar yang terbingkai dalam sebuah figura hitam. Mereka adalah Luna dan Lulu. Luna pun memegang foto tersebut dan memandangnya. Hatinya sangat sakit menerima kenyataan. Sejujurnya, dia kesal melihat saudara kembarnya tersebut, selalu mengambil apa yang dia inginkan.
Kemudian tatapannya terarah pada sebuah buku bersampul coklat yang terletak di meja kecil dekat tempat tidur. Tampaknya buku diary Lulu. Luna pun membuka lembar demi lembar buku itu. Dan dari buku itulah, Luna menyadari sesuatu yang tak pernah dia sangka sebelumnya.
Lulu menyukai Ferdi…
♥♥♥
..To be continued..
1 komentar:
hueh. anak kembar suka 1 cowok? hmm
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
tengz vo give me a coment ☺